“Kami khusus datang ke Bali untuk belajar terkait konsep SKD, khususnya ketika ada peristiwa luar biasa seperti Covid 19, tata cara memaksimalkan capaian vaksinasi Covid 19, Penanganan Stunting, masukan terkait Perda Tentang kesehatan, kebetulan di Yogyakarta sedang memproses persiapan Perda tentang kesehatan tersebut, ” kata Ketua Tim Kunjungan Dinkes Daerah Istimewa Yogyakarta yang juga Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta drg. Emma Rahmi Aryani, M.M, mengunjungi Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Rabu, 15 Nopember 2023.
Mendengar hal tersebut, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Made Suwitra, SKM, M.Si didampingi Kasubag Umum Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Suela mengucapkan selamat datang kepada semua rombongan tersebut. Rombongan diterima di ruang rapat Cempaka Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Lebih lanjut, I Made Suwitra mengungkapkan beberapa hal terkait strategi yang diambil Dinas Kesehatan Provinsi Bali dalam memberikan penanganan maupun layanan kesehatan.
“Kita memiliki Perda No 6 Tahun 2020 tentang penyelenggaraan Kesehatan di Bali. Dalam perda itu disebutkan, Kesehatan merupakan hak dasar setiap Krama Bali yang harus dipenuhi dalam rangka pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan
visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui, Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru sehingga perlu penyelenggaraan kesehatan yang terarah, terprogram dan berkesinambungan,”katanya;
I Made Suwitra juga menunjukkan isi Perda No 6 Tahun 2020 tersebut kepada semua tim. Selain itu, Sekretaris Dinas Kesehatan ini juga memaparkan beberapa hal penting yang ada dalam Perda No 6 Tahun 2020 itu.
“Sebagaimana diketahui, di Bali terdapat 120 Puskesmas, 534 puskesmas pembantu, 152 ambulance puskesmas, 244 poskesdes, 4825 posyandu, 74 Rumah Sakit, 55 Lab.kesehatan dan 227 klinik. Semua itu terintegrasi dalam satu konsep pencapaian tujuan Kesehatan di Bali,”katanya.
Yang terpenting lagi menurut Made Suwitra, Provinsi Bali memiliki sekitar 6549 tenaga medis, 35 tenaga psikologi klinis, 12045 tenaga keperawatan, 5511 tenaga kebidanan, 1812 kefarmasian, 757 kesehatan Masyarakat, 470 kesehatan lingkungan, 635 tenaga gizi, 253 keterapian fisik serta yang lainnya.
“Semua tenaga kesehatan tersebut menyebar di 9 kabupaten kota di Bali. Hanya saja untuk jenis tenaga tertentu masih belum merata, terkonsentrasi di Denpasar dan sekitarnya, seperti tenaga dokter spesialis dan keteknisan medis. Menjawab pertanyaan dari Dinkes Yogyakarta terkait kiat-kiat yang dilakukan Bali dalam pencapaian kinerja program, dijawab oleh I Made Suwitra, bahwa berkat adanya kolaborasi dan kerjasama yang baik secara lintas sektor, lintas program dan dukungan dari masyarakat”, ujarnya. (Humas Dinas Kesehatan Provinsi Bali).