Diskes Bali melaksanakan Pembekalan Prinsip Kerja yang Aman kepada Masyarakat dan Hattra (15 Oktober 2019). Kedepannya diharapkan agar pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dapat berjalan sesuai dengan regulasi yang ada. Dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Pelayanan Kesehatan Tradisional merupakan salah satu program unggulan yang sedang dikembangkan. Hal ini juga merupakan bentuk nyata pelestarian warisan budaya Bali yang dikenal sebagai warisan Lontar Usada Bali. Selaras dengan Visi Gubernur Bali yaitu “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dilaksanakan bersama oleh penyehat tradisional, yang kini dikenal dengan Pengusada di bawah pengawasan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Saat ini jumlah Pengusada yang terdata adalah sebanyak 4.306 orang. Kadiskes Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPM mengajak para stakeholder di Puskesmas dan para Pengusada untuk bersama-sama membahas dan mendiskusikan tentang apa dan bagaimana Prinsip Kerja yang Aman kepada Masyarakat dan Hattra. Sehingga kedepannya, pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris dapat dilaksanakan sesuai regulasi yang ada dan berfungsi secara optimal di masyarakat.
Pertemuan ini diikuti oleh SP3T Provinsi Bali, Pengelola Program di Puskesmas dan Penyehat Tradisional terpilih. Dengan pertemuan ini diharapkan warisan budaya Bali yakni warisan Lontar Usada dapat tetap dimanfaatkan dan dilestarikan. Dengan pengimplementasian kearifan lokal budaya Bali untuk meningkatkan kesehatan masyarakat oleh penyehat tradisional tentunya di bawah pengawasan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sehingga plaksanakan Pelayanan Kesehatan Tradisional dapat dilakukan secara bertanggungjawab, terstandar, aman, dan berkualitas kepada masyarakat.