Hepatitis Sedunia 10 : Bali Eliminasi Hepatitis

Beranda Daftar Berita Kegiatan Berita Hepatitis Sedunia 10 : Bali Eliminasi Hepatitis
Triple Eliminasi Penyakit Menular (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) di 7 Kabupaten/Kota

Bali terpilih sebagai tempat penyelenggaraan Hari Hepatitis sedunia ke-10 Tahun 2019 (30 Juli 2019). Dalam penyelenggaraannya diadakan seminar Hepatitis dihadiri oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Direktur P2P Menular Langsung Kemenkes RI dan Ka. Subdit Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Kemenkes RI. Bertempat di Prime Plaza Hotel Denpasar Kadiskes Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPM atas nama Pemerintah Daerah mengucapkan terima kasih atas terpilihnya Bali sebagai tempat penyelenggaraan. Seminar ini dapat mendorong Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalai pola pembangunan semesta berencana menuju Bali era Baru. Untuk mewujudkan krama Bali yang Sejahtera dan Bahagia.

Pemerintah Provinsi Bali telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian hepatitis. Pada Tahun 2018 telah dilaksanan deteksi dini Hepatitis B berintegrasi dengan Triple Eliminasi. Triple Eliminasi (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) dilakukan di 7 Kabupaten/Kota. Ketujuh Kabupaten/Kota tersebut adalah Kabupaten Badung, Gianyar, Jembrana, Karangasem, Klungkung, Bangli dan Kota Denpasar. Untuk memperluas akses layanan hepatitis kepada masyarakat Tahun 2019 dikembangkan pelaksanaan DDHB di Kabupaten Tabanan. Kadiskes Bali berharap dengan seminar ini dapat menambah ilmu terkait pencegahan dan pengendalian hepatitis. Selain itu upaya pencegahan dan pengendalian ini diharapkan mendapat dukungan dari masyarakat. Sehingga Triple Eliminasi di semua Kabupaten/Kota di Bali dapat berjalan maksimal.

Termasuk Penyakit Endemisitas Tinggi

Hepatitis B adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B yang menimbulkan peradangan hati akut atau menahun. Penyakit ini dapat berlanjut menjadi sirosis atau kanker hati. Virus Hepatitis B dapat ditemukan dalam cairan tubuh penderita. Cairan tubuh tersebut seperti darah dan produk darah, air liur, cairan serebrospinal, peritoneal, pleural, cairan amniotik, air mani, cairan vagina dan cairan tubuh lainnya. Namun tidak semua memiliki kadar virus yang infeksius. Secara umum penularan bisa terjadi secara vertikal dan horizontal.

Menurut WHO berdasarkan prevalensi HbsAG endemisitas hepatitis. Suatu wilayah/negara dapat dikategorikan rendah <2%, sedang rendah 2-4 %, sedang-tinggi 5-7 % dan tinggi lebih atau sama dengan 8 %. Gambaran endemisitas Hepatitis B di Indonesia dapat diketahui dari berbagai laporan dan hasil riset. Dari berbagai laporan dan riset tersebut Indonesia termasuk negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B. Merupakan terbesar kedua di Asia Pasifik setelah Myanmar. Diperkirakan sebanyak 28 Juta Orang terinfeksi hepatitis B dan C. Dimana 14 Juta diantaranya berpotensi menjadi kronik. Dari kronik tersebut 1,4 Juta berpotensi menjadi siroisis dan kanker hati.

Skip to content