Diseminasi Akselerasi HIV-AIDS merupakan suatu upaya pencegahan dan pengendalian HIV-AIDS di Bali untuk mempercepat pencapaian indikator Program HIV-AIDS. Diseminasi ini akan lebih berjalan optimal apabila dikolaborasi dengan Program IMS, Tuberkulosis dan Hepatitis. Untuk mendukung hal tersebut Dinas Kesehatan Provinsi Bali melaksanakan diseminasi akselerasi HIV-AIDS yang diikuti oleh seluruh pemegang progam HIV-AIDS di 9 Kab/Kota. Bertempat di b hotel bali & spa Denpasa Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari (29 September – 2 Oktober 2019).
Kadiskes Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPM membuka pertemuan tersebut. Beliau berharap kepada seluruh Kabupaten/Kota untuk mendukung program pengendalian HIV di Provinsi Bali dan Indonesia. Beliau juga mendorong Kabupaten/Kota untuk melakukan Akselerasi ART dengan mengintensifkan penerapan kebijakan Test & Treat, penemuan kasus lama yang belum ART dan LFU. Selain itu juga penemuan kasus baru termasuk pada pasien IMS, TB dan Hepatitis perlu ditingkatkan. Akselerasi pencapaian indikator program HIV termasuk indikator ART perlu disosialisasi kepada semua Pengelola Program dan Perwakilan Dokter PDP RS di 9 kabupaten kota.
Target Jalur Cepat untuk tahun 2020, termasuk mencapai pengurangan besar dalam mortalitas terkait HIV dan Infeksi HIV baru. Target 90-90-90, akan mengharuskan negara-negara untuk lebih mempercepat respons HIV mereka di tahun-tahun mendatang. Tujuan 90-90-90 terdiri dari peningkatan tes HIV untuk mencapai 90% ODHA yang mengetahui status HIV-nya. 90% ODHA yang tahu status HIV-nya mendapatkan ARV dan 90% ODHA yang mendapat ARV,virusnya tersupresi.
Salah satu indikator utama kegiatan Pengendalian HIV tersebut adalah Odha sedang dapat ART. Dengan target 258,340 Odha (40% estimasi 640.443 Odha) di akhir 2020. Pada akhir semester 3 tercapai 115.750 Odha yaitu 18% dari estimasi Odha yang ada dibandingkan atau 72% dari target S3 159,755 Odha. Dengan tren yang ada, diperkirakan target Odha sedang dapat ART di 2020 tidak akan tercapai.
Strategi dan Dukungan Dana
Melalui strategi LKB (Layanan Komprehensif Berkesinambungan) diharapkan semua Puskesmas dan rumah sakit mampu mendiagnosis HIV (menggunakan tes diagnostik cepat). Selain itu juga Melakukan tautan ke perawatan HIV untuk menyediakan ARV terapi (ART) dan menyediakan akses ke tes viral load dan diagnosis bayi dini.
Pendekatan tersebut sedang diterapkan secara intensif di tahun 2018-2020 di 238 kabkota terpilih yang ada di 34 provinsi, dengan dukungan dana pemerintah (APBN dan APBD). Juga termasuk dukungan berbagai mitra di dalam dan luar negeri, terutama dari ‘the Global Fund’ (GF). Program Pengendalian HIV AIDS di Indonesia mendapatkan bantuan hibah dari Global Fund sejak tahun 2003 yang berlanjut hingga tahun 2018 – 2020 dengan paket kegiatan New Funding Model continued AIDS, Tuberculosis and Malaria (NFMc ATM). Hibah ini mendukung pembiayaan APBN dalam mengatasi mengendalikan HIV AIDS di Indonesia. Kegiatan dukungan GF memungkinkan juga LSM berperan dalam pencegahan melalui penjangkauan, penyuluhan dan upaya pencegahan lainnya. (sumber : Seksi P2PM Dinas Kesehatan Provinsi Bali).