Tim Dinkes Bali Siapkan Strategi Khusus untuk Mewaspadai Penyakit Berbahaya
“Untuk menekan terjadinya penyebaran penyakit berbahaya di Bali, Kita harus menyiapkan sistem yang cepat dan mudah diakses, serta mudah diintegrasikan dengan SIK-KBS, ataupun aplikasi kesehatan lainnya di Bali, “kata I Wayan Widia, SKM, M.Kes Kepala Bidang Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bali, saat membuka Acara Sosialisasi Penggunaan Sistem Surveilans dan Sistem Informasi Kesehatan yang Aman dan Interoperabel (SISHIS) di Ruang Sandat Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Senin, 20 Pebruari 2023.
Lebih lanjut, I Wayan Widia mengungkapkan, Pertemuan ini bertujuan untuk menerima masukan dari berbagai komponen sehingga bisa menemukan formula terbaik untuk dapat digunakan mengendalikan penyebaran penyakit berbahaya di masyarakat.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Research For Human Development (Reconstra) dan didukung oleh program Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP).
Setelah acara dibuka, Pak Herman narasumber perwakilan dari AIHSP menyampaikan secara singkat aplikasi SISHIS pada semua peserta.
Pak Herman juga menegaskan bahwa SISHIS ini akan diintegrasikan dengan platform Satu Sehat Kementerian Kesehatan RI.
Sementara itu, Ketua Tim Humas, Data dan Informasi ibu Luh Ria Atmarini memberikan saran terkait sumber data serta terkait pengembangan SISHIS yaitu kelanjutan proses penginputan/pelaporan secara manual (by excel) kemungkinan tidak bisa diberikan secara rutin dan kontinyu.
“Untuk itu, Kita bisa beralih sumber data dengan p-care BPJS. Selain itu, juga perlu bantuan dari kementerian kesehatan RI dapat menyediakan aplikasi untuk fasilitas kesehatan yang belum memiliki Sistem Informasi Kesehatan yang terintegrasi sehingga diperoleh data yang lebih akurat,”usulnya.
Di sisi lain, Pejabat Fungsional Epidemiologi Dinas Kesehatan ibu Cok Dharma Astiti menyarankan, agar pada SISHIS perlu penambahan kode ICD 10 karena kode ICD 10 di sistem informasi fasyankes itu merupakan kode ICD 10 diagnosa akhir. Sedangkan di kewaspadaan dini itu merupakan kategori suspek dan itu belum tentu terinfeksi.
“Selain perlu ada penambahan warning pada SISHIS untuk mengingatkan petugas di puskesmas ataupun faskes untuk secara realtime mengintegrasikan datanya ke SISHIS untuk mendapatkan laporan yang akurat dan tepat waktu,”Katanya. (Humas Dinas Kesehatan Provinsi Bali).