Tingkatkan Fasyankes di Bali, Dinkes Provinsi Bali Gelar ISS

Beranda Daftar Berita Kegiatan Berita Tingkatkan Fasyankes di Bali, Dinkes Provinsi Bali Gelar ISS

Untuk meningkatkan kualitas fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes), efisiensi, dan integrasi data kesehatan, Dinas Kesehatan(Dinkes)Provinsi Bali menggelar Kegiatan Integrasi Satu Sehat (ISS).

Acara ini dibuka Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom, M.Kes secara Daring maupun Offline yang dipusatkan di ruang Cempaka Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Kamis 24 Oktober 2024.

Dr dr I Nyoman Gede Anom menjelaskan, Satu Sehat adalah sistem informasi kesehatan nasional yang dirancang untuk mengintegrasikan data dan informasi kesehatan dari berbagai sumber dan fasilitas kesehatan di Indonesia.

“Tujuan dibuatnya Satu Sehat adalah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, efisiensi, dan integrasi data kesehatan. Satu Sehat merupakan platform integrasi data kesehatan individu antar fasyankes untuk standardisasi dan interoperabilitas data menuju penerapan rekam medis elektronik (RME) di seluruh fasyankes pada tahun 2023 yang telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Nomor 24 tahun 2022 tentang Rekam Medis,”katanya.

Kepala Dinas Kesehatan ini juga menggambarkan bahwa platform Satu Sehat menjadi penghubung sistem dan seluruh ekosistem pelaku dalam industri kesehatan, seperti rumah sakit, puskesmas, start-up, apotek, dinas kesehatan, industri kesehatan, laboratorium, dan lainnya dengan menyediakan spesifikasi dan mekanisme terstandar untuk proses bisnis, data, teknis, dan keamanan.

“Lahirnya platform Satu Sehat merupakan hasil kerja dan koordinasi antara Pusat Data dan Teknologi Informasi dan Digital Transformation Office (Pusdatin-DTO) dengan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Ditjen Yankes). Dengan adanya platform Satu Sehat, pertukaran data kesehatan diharapkan dapat lebih efisien dan efektif. Data tersebut dapat dimanfaatkan fasyankes yang telah terintegrasi platform SATUSEHAT untuk mendapatkan referensi informasi kesehatan pasien saat berpindah fasyankes maupun keperluan tindakan kedaruratan medis,”katanya.

Hal tersebut imbuh Dr dr I Nyoman Gede Anom, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga mendorong pemerintah dalam mengambil kebijakan kesehatan dan tenaga kesehatan (nakes) dalam mengambil keputusan klinis berbasis data yang diperoleh secara near real-time. Masyarakat juga tidak perlu lagi membawa rekam medis fisik jika harus berpindah fasyankes.

“Rekam medis pasien akan terekam secara digital di platform Satu Sehat yang terintegrasi dengan aplikasi kesehatan masyarakat (Satu Sehat App) dan bisa diakses melalui ponsel atas persetujuan pengguna,” Pungkasnya.

Dr dr I Nyoman Gede Anom pun menjelaaka kondisi sampai dengan tanggal 21 Oktober 2024 dimana, Rumah Sakit sebanyak 79
20 Rumah Sakit yang sudah selesai integrasi, 15 RS pada Tahap Integrasi
40 Rumah Sakit yang sebagian atau belum terintegrasi, 2. Puskesmas, Jumlah 120
119 Puskesmas sudah terdaftar dan terintegrasi 1 puskesmas yang sudah terdaftar dan terintegrasi tapi belum mengirimkan data ke satu sehat yaitu Puskesmas Petang I,”Katanya

Selain itu, imbuh Dr Anom ada 3 Klinik yang terintegrasi sebanyak 348, 212 klinik yang sudah terintegrasi dan 136 klinik yang belum terintegrasi

Melalui kegiatan integrasi Satu Sehat ini, Dr dr I Nyoman Gede Anom berharap semua peserra dapat meningkatkan integrasi antara fasilitas kesehatan di Provinsi Bali dengan Satu Sehat.

“Kami meyakini, dengan dukungan dan masukan dari narasumber (Tim Pusdatin Kemkes ) dan komitmen kita bersama, kita bisa mengatasi semua kendala yang dihadapi fasilitas kesehatan dalam proses integrasi dengan Satu Sehat,”***Humas Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Skip to content