Kadiskes Bali Ajak Tim Dokter Gunakan Metode Sederhana tekan kematian Covid-19
“Untuk meminimalisir kematian akibat Covid-19 di Bali, Selasa 16 Pebruari 2021, Saya mengumpulkan Tim Medis 9 Kabupaten/kota secara virtual, serta mengajak semua teman-teman mengadakan pengamatan sederhana terhadap semua pasien Covid-19. Dimana mereka pun saya harapkan mengumpulkan data serta menganalisis keadaan pasien mengapa bisa sembuh atau meninggal”, Kata Dokter Suarjaya ketika diwawancarai Humas Dinas Kesehatan Rabu, 17 Pebruari 2021.
Acara tersebut diikuti Direktur RS 9 Kabupaten/Kota serta dipandu Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan I Wayan Widia, SKM. M.Kes. Dalam acara tersebut, dokter Suarjaya lebih memfokuskan pada konsep penanganan bagi pasien covid-19 agar cepat bisa sembuh.
“Saya bersama Bapak Gubernur Bali dan Bapak Sekda terus mengupayakan untulk mencari solusi penanganan efektif di lapangan. Diantaranya menyiapkan obat khusus yaitu gamara dan atemra”, katanya.
Dokter Suarjaya berharap semua RS di Bali terus berjuang agar semua komponen tersebut saling bahu-membahu mengatasi banyaknya kematian ini.
“Dari data yang saya dapatkan maka angka kematian sampai 15 Pebruari adalah 809 orang. Ini menurut saya sangat memprihatinkan. Mari kita lakukan langkah kreatif untuk mencegah peningkatan angka kematian di lapangan”, lanjut dokter Suarjaya.
Selain itu, dokter Suarjaya juga menegaskan, agar tim medis mulai melakukan penanganan pasien berdasarkan pengalaman yang dialami tim medis lainnya, yang tentunya bisa membuat masyarakat yang terpapar covid-bisa sembuh seperti sedia kala”, jelasnya.
Dalam diskusi tersebut, Wayan Widia juga memberikan tambahan keterangan terkait bagaimana tim medis dalam melakukan langkah tepat serta sistematis dalam menangani masyarakat yang terpapar covid-19.
Di sisi lain, semua peserta mengikuti acara pertemuan virtual tersebut dengan tertib. Mereka juga memberikan keterangan secara akurat. Seperti dr. arya dari RSPTN Udayana. “Dalam laporannya RSPTN menyampaikan bahwa apa yang dilakukannya sudah sesuai dengan prosedur dan ketentuan. Dan kami di RSPTN banyak mendengar beberapa obat yang disampaikan. Itu terkait waktu”, paparnya. (Humas Dinas Kesehatan Provinsi Bali)