Dr dr I Nyoman Gede Anom : Smile Telah Dirasakan Manfaatnya di Bali
“Aplikasi SMILE telah dirasakan manfaatnya karena semua data dan informasi terkait pengelolaan vaksin seperti perencanaan kebutuhan vaksin tahunan, monitoring ketersediaan stok vaksin, pemantauan suhu penyimpanan vaksin, distribusi dan penerimaan vaksin, hingga pemusnahan vaksin dapat diakses dan dikelola bersama dalam aplikasi SMILE tersebut. Untuk Provinsi Bali, keberadaan aplikasi SMILE Imunisasi telah diterima dengan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari tingkat keaktifan pengguna SMILE mulai dari Dinas Kesehatan Provinsi sampai Puskesmas di Bali termasuk yang paling tinggi di Indonesia,”kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes saat membuka acara Pertemuan Evaluasi Tahunan dan Perumusan Rencana Kerja Proyek SMILE yang dilaksanakan selama 4 hari termasuk perjalanan yaitu Senin 20 Januari 2025 sampai dengan Kamis 23 Januari 2025 di Hotel Movenpick Jalan Wanagiri No 1 Jimbaran Bali Selasa, 21 Januari 2025.
Dalam pertemuan yang dihadiri 250 an orang, yang berasal dari Kementerian Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan di 38 Provinsi, Mitra WHO, UNICEF, CHAI, UNDP dan SMILE, Software Developer, Konsultan Roadmap, Konsultan Annual Report serta Konsultan Capacity Building, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengungkapkan, sistem terintegrasi seperti SMILE akan menghilangkan fragmentasi antara program, serta membangun interoperabilitas dengan pendekatan lain, misalnya, sistem penerima manfaat, kesehatan hewan, isu lingkungan dan iklim, dan lain-lain. Oleh karena itu, kehadiran Bapak/Ibu dari lintas program pada pertemuan ini diharapkan dapat merumuskan rencana kerja proyek SMILE untuk tahun-tahun yang akan datang. Di bawah vibrasi alam Bali kami berharap para Bapak/Ibu peserta pertemuan dapat berdiskusi, bertukar pikiran serta dapat merumuskan rencana kerja proyek tersebut dengan sebaik-baiknya.
“Berkaca dari suksesnya penggunaan aplikasi SMILE pada program imunisasi, penggunaan aplikasi ini menurut saya, sudah bisa diperluas untuk membantu pengelolaan obat dan logistik pada program ATM (AIDS, TB, Malaria), Rabies dan Manajemen Limbah Kesehatan. Untuk SMILE Rabies, Bali adalah Provinsi pertama yang mengimplementasikan SMILE Rabies, yakni SMILE tidak hanya mencatat logistik vaksin, tetapi juga registrasi pasien. Sehingga pada akhirnya diharapkan program ATM (AIDS, TB, Malaria), Rabies dan Manajemen Limbah Kesehatan juga dapat merasakan manfaat yang sama seperti program imunisasi,”katanya.
Dr. dr. I Nyoman Gede Anom menambahkan, adapun tujuan pertemuan ini adalah memfasilitasi evaluasi yang menyoroti kemajuan dalam penguatan sistem Kesehatan dengan SMILE pada tahun 2024 dan menekankan pendekatan terpadu untuk menyelesaikan kegiatan tahun 2025.
Kemudian merumuskan dan menghasilkan peta jalan yang solid dengan kegiatan dan lini waktu yang sesuai untuk mempercepat transisi bertahap menuju kepemilikan nasional oleh Pemerintah Indonesia. (GOI) pada akhir tahun 2025 dan selanjutnya.
“Saya berharap melalui pertemuan ini pencapaian SMILE Tahun 2024 bisa tercapai sesuai harapan dan Rencana Kerja SMILE Tahun 2025 bisa disusun dengan baik. Selain itu, kita bisa melihat peta jalan transisi SMILE menuju kepemilikan penuh nasional oleh pemerintah indonesia. Yang terpenting lagi adalah kita bisa melihat Rencana Kerja untuk Implementasi Peta Jalan SMILE ke depannya,”paparnya.
Dr. dr. I Nyoman Gede Anom juga mengucapkan terima kasih kepada GAVI dan Global Fund melalui UNDP (United Nations Development Program) Indonesia atas support yang telah diberikan. Selain itu juga kepada pihak Hotel Movenpick Resort & Spa Jimbaran sebagai tempat dilaksanakannya pelatihan ini, dengan harapan acara ini dapat berjalan dengan sukses dan lancar.
* Humas Dinas Kesehatan Provinsi Bali