dr. Ketut Suarjaya, MPPM : Nasib Ibu dan Anak tergantung pada Kita
“Salah satu tolok ukur Pembangunan kesehatan Indonesia adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sehingga bisa dikatakan, nasib kesehatan Ibu dan Anak berada di tangan kita semuanya”, kata Kepala Dinas Kesehatan dr. Ketut Suarjaya,MPPM ketika memberikan sambutan dan membuka acara Pelatihan Kewaspadaan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal (KKMN) bagi Bidan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer yang dilaksanakan di UPTD Balai Pelatihan Kesehatan dan Masyarakat, Jumat (21/2).
dr. Suarjaya pun menegaskan, AKI dan AKB masih jadi masalah kesehatan di Indonesia. “Khusus berkenaan dengan kesehatan Ibu dan Anak. Angka kesakitan dan kematian Ibu hamil, melahirkan dan bayi masih tinggi jika dibandingkan antara Indonesia dengan Negara maju”, paparnya.
Acara pelatihan ini berlangsung dari Jumat (21/2) sampai dengan Selasa (25/2) dan diikuti oleh 25 orang peserta.
dr. Suarjaya menambahkan, masalah kematian Ibu dan Bayi ini erat hubungannya dengan enam kejadian tersering yaitu hipertensi, perdarahan, kelainan darah, infeksi, kelainan kardiovaskuler, anomaly dan abnormalitas.
“Hal ini juga berhubungan erat dengan faktor antenatal care, sistem rujukan dan sarana-prasarana yang ada. Kematian Ibu dan Bayi sering kali juga diakibatkan oleh kegagalan dalam mengenali dan menangani keadaan gawat darurat pada saat hamil, melahirkan, dan setelah melahirkan”, imbuhnya.
Melalui pelatihan ini, dr. Suarjaya berharap agar peserta mengikuti Pelatihan KKMN ini dengan baik.
dr. Suarjaya menambahkan, kebidanan merupakan profesi yang diakui secara internasional dan memiliki praktisi di seluruh dunia. Ruang lingkup praktik kebidanan dijelaskan oleh ICM (International Confederation of Midwives). “Bidan sebagai tenaga yang bertanggungjawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa bersalin dan masa nifas, memfasilitasi dan memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi”, katanya. (Bapelkesmas dan Humas Dinas Kesehatan Provinsi Bali)