MTBS Salah Satu Cara Perangi Gizi Buruk

Beranda Daftar Berita Kegiatan Berita MTBS Salah Satu Cara Perangi Gizi Buruk
TOT MTBS Merupakan Pendekatan Terbaik dalam Menurunkan Angka Kematian Balita dan Gizi Buruk

“Arah kebijakan RPJMN tahun 2020-2024 menetapkan target sasaran strategi penurunan stunting dari 30,8% menjadi 14%. Dan tahun 2003 WHO menyatakan, Managemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan terbaik dalam menurunkan angka kematian balita. Hal ini didukung dengan hasil analisis data penelitian Fasilitas Kesehatan 2011 dan SDKI 2012 membuktikan adanya korelasi negative antara persentase Puskesmas melaksanakan MTBS dengan kematian neonates, bayi dan balita. Dimana semakin besar persentase puskesmas yang melaksanakan MTBS, semakin rendah angka kematian neonatus, bayi, dan balita. Oleh sebab itulah untuk dapat memberikan tatalaksana balita sakit secara komprehensif, maka diperlukan peningkatan kapasitas bagi tenaga Kesehatan pelayanan Kesehatan anak sebagai tim layanan Kesehatan anak di Puskesmas agar sesuai standar, “kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom, M.Kes saat membuka acara Pelatihan bagi Pelatih (TOT) MTBS dan Tata Laksana Gizi Buruk, Selasa, 17 Oktober 2023 di Nirmala Hotel dan Convention Center Jln Mahendradatta No 81 Padangsambian Denpasar.

Lebih lanjut, Dr dr I Nyoman Gede Anom mengungkapkan, kasus gizi buruk masih banyak ditemui di masyarakat, namun jumlah kasus yang dilaporkan dan yang mendapat perawatan masih rendah.

“Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya balita gizi buruk yang mendapat perawatan antara lain karena: 1) terbatasnya akses layanan kesehatan; 2) belum banyak fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan balita sakit secara integratif sehingga kasus gizi buruk tidak terdeteksi; 3) ketidakmampuan pemberi layanan dalam tata laksana gizi buruk; 4) pelaporan yang tidak lengkap; 5) rendahnya kesadaran keluarga untuk membawa balita gizi buruk ke tempat pelayanan kesehatan,”katanya.

Dr dr I Nyoman Gede Anom juga menegaskan bahwa penurunan gizi buruk merupakan salah satu program prioritas nasional. Karena memiliki dampak serius terhadap kejadian kesakitan dan kematian pada balita. Gizi buruk disebabkan oleh multifactor, tidak hanya masalah Kesehatan tetapi juga masalah sosial, ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan dan lingkungan. Oleh karena itu, Upaya penanganan gizi buruk dilakukan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait.

“Anak dengan gizi kurang dan gizi buruk berkontribusi terhadap kejadian stunting, selain itu, gizi buruk juga meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penanganan secara cepat dan tepat untuk mencegah kematian serta komplikasi lebih lanjut. Juga memperbaiki tumbuh kembang anak di masa mendatang,”pungkasnya.

Bentuk komitmen pemerintah dalam penanggulangan gizi buruk pada balita dan tindak lanjutnya imbuh Dr dr I Nyoman Gede Anom, dilakukan melalui berbagai upaya yaitu upaya penyuluhan gizi, peningkatan cakupan penimbangan balita, pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan bagi balita dengan gizi kurang, peningkatan kapasitas petugas dalam tata laksana balita gizi buruk, pembentukan Pusat Pemberian Makanan Terapi (TFC) dan Pusat Pemberian Makan Komunitas (CFC)sebagai pusat-pusat pemulihan gizi di fasilitas kesehatan.

“Peningkatan kualitas dan pelayanan peningkatan kerja sama lintas sektor/program, serta keterlibatan masyarakat sangat diperlukan untuk menanggulangi masalah kekurangan gizi pada balita,”tegasnya.

Dalam acara tersebut, Dr dr I Nyoman Gede Anom juga berpesan agar semua peserta mengikuti TOT MTBS untuk tatalaksana gizi buruk dengan sungguh-sungguh.

“Saya berharap, saudara semuanya mengikuti acara ini dengan baik, tumbuh kembangkan loyalitas dan disiplin. Gunakan kesempatan ini untuk mendapatkan ilmu pengetahuan sebanyak mungkin dan diklat ini dapat dijadikan sebagai wahana tukar menukar pikiran, pengalaman, diskusi serta komunikasi untuk menambah wawasan yang dapat menunjang kelancaran tugas saudara sebagai seorang Tenaga Kesehatan yang profesional dan handal,”katanya. (Humas Dinas Kesehatan Provinsi Bali)

  • MTBS Gizi Buruk - 1
  • MTBS Gizi Buruk - 2
Tagged with:
Skip to content