Kadiskes Bali Realisasikan WMP

Beranda Daftar Berita Kegiatan Berita Kadiskes Bali Realisasikan WMP

Dalam rangka mencegah DBD di Bali, Kadiskes Bali Dr. dr Nyoman Gede Anom Akan Realisasikan WMP

Dalam upaya melakukan akselerasi pengendalian Demam Berdarah Dangue (DBD), Kita telah memulai langkah-langkah untuk mengimplementasikan Inovasi Teknologi Wolbachia untuk Penanggulangan Dengue. Kegiatan ini difasilitasi oleh Komisi IX DPR RI perwakilan Bali, Bapak Ketut Kariyasa Adnyana dan didukung oleh World Mosquito Program (WMP),” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr dr I Nyoman Gede Anom, M.Kes, ketika membuka acara Pertemuan Bali Project Advisory Committee (BPAC) di Aston Denpasar Hotel & Convention Center, Jln. Gatot Subroto Barat 263 Denpasar, Selasa, 31 Januari 2023.

Lebih lanjut Dr. dr Nyoman Gede Anom mengungkapkan, khusus untuk pendanaan program tersebut, akan disupport Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia serta Gillespie Family Foundation.

“Adapun implementasi teknologi ini dimulai dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama (KB) oleh Gubernur Provinsi Bali pada tanggal 7 November 2022 dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali tanggal 14 November 2022 lalu,” katanya.

Dr.dr Nyoman Gede Anom juga menegaskan, untuk tahap awal dari implementasi program ini, maka diperlukan suatu Komite Penasehat Proyek yang selanjutnya disebut sebagai Bali Project Advisory Committee (BPAC).

“BPAC dibentuk mendukung pencapaian tujuan program sebagaimana tercantum dalam logframe proyek dan untuk memastikan keselarasan antar pemangku kepentingan. Komite ini diharapkan dapat membantu kelancaran implementasi program, mengingat teknologi ini adalah teknologi baru dengan berbagai kemungkinan permasalahan yang muncul di lapangan,” katanya.

Sementara itu, Dirjen P2P Kementerian Kesehatan RI, Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS menegaskan, Kasus Dengue yang tidak tertangani dapat memicu terjadinya kejadian luar biasa (KLB), dengue berat, bahkan kematian.

“Program ini adalah program yang diinstruksi Kemenkes RI, dengan penerapan teknologi Wolbachia saat ini adalah dengan terbitnya Kepmenkes nomor 1341 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue, sudah dilaksanakan pada tahun 2022 di 5 kota yaitu Kota Jakarta Barat, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Bontang dan Kota Kupang,”ungkapnya.

Untuk mewujudkan keberhasilan pilot project teknologi Wolbachia ini imbuh Dr dr Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, diperlukan komitmen Kepala Daerah dengan seluruh lintas sektor dan lintas program terkait agar pilot project bisa berjalan dengan baik dan bisa diterima masyarakat.

Di sisi lain, anggota Komisi IX DPR RI I Ketut Kariyasa Adnyana, SP sangat mendukung dan berterimakasih dengan diterapkannya teknologi wolbachia, karena merupakan langkah yang tepat.

“Saya sangat mendukung penerapan Teknologi ini. Karena menawarkan solusi terbaik untuk menghilangkan penyakit dengue dan pada saat yang sama, tidak merusak lingkungan,”katanya.

Sedangkan Koordinator subdirektorat arbovitosis Kemenkes RI, dr Asik, MPPM menyampaikan, keberadaan inovasi teknologi Wolbachia tidak serta merta menghilangkan metode pencegahan dan pengendalian dengue yang telah ada di Indonesia.

“Meskipun nantinya telah diterapkan, maka teknologi ini tidaklah serta merta bisa menggantikan metode pencegahan dan pengendalian dangue yang telah ada di Indonesia. Oleh sebab itu, saya meminta Masyarakat tetap untuk melakukan gerakan 3M Plus seperti Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang serta tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan,”katanya.

Pada akhir acara tersebut, disusun Term of reference BPAC. Dimana, anggotanya terdiri dari : World Mosquito Program (WMP) Bali: 4 orang, Kementerian Kesehatan RI: 1 orang, Dinas Kesehatan Provinsi Bali: 5 orang, Dinas Kesehatan Kota Denpasar: 3 orang, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng: 3 orang, Universitas Udayana: 1 orang, Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia: 1 orang, Gillespie Family Foundation: 1 orang, Anggota DPR RI Komisi IX dari Daerah Pemilihan Bali I Ketut Kariyasa Adnyana, mewakili masyarakat.

dr Claudia dari WMP mengungkapkan, untuk menyukseskan inovasi program diperlukan Partisipasi masyarakat dengan menjadi kelompok rujukan masyarakat (CRG), menjadi orang tua asuh wadah nyamuk ber-Wolbachia, mengijinkan WMP untuk memantau nyamuk dirumah-rumah, membagikan informasi kemasyarakat lain. (Humas Dinas Kesehatan Provinsi Bali).

WMP

Kadiskes Bali Dr. dr Nyoman Gede Anom Menyampaikan Sambutan Dalam Pertemuan Bali Project Advisory Committee (BPAC)

Tagged with:
Skip to content