Kadiskes Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom Harapkan Pertemuan Konselor Se-Bali Tingkatkan Profesionalitas Konselor

Beranda Daftar Berita Kegiatan Berita Kadiskes Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom Harapkan Pertemuan Konselor Se-Bali Tingkatkan Profesionalitas Konselor

Situasi kasus HIV dan AIDS di Bali sampai Bulan Maret 2024 tercatat jumlah kumulatif orang yang terinfeksi HIV adalah 30.366 kasus. Sebarannya sudah meluas keseluruh kabupaten kota di Bali. Salah satu upaya untuk mengetahui status HIV seseorang melalui konseling dan test HIV sukarela atau VCT.

Untuk dapat memberikan layanan VCT seperti yang dimaksud di atas, maka konseling dan test haruslah berkualitas, artinya VCT harus dilakukan secara profesional oleh mereka yang kompeten dalam hal ini adalah seorang Konselor HIV. Pertemuan Konselor Hari diharapkan bisa menjawab hal itu,” Kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dr dr I Nyoman Gede Anom,M.Kes selaku Wakil Ketua Harian KPA Provinsi Bali saat membuka Acara Pertemuan Konselor se-Bali dan membacakan Sambutan Ketua Harian KPA Provinsi Bali di Ruang Pertemuan Negara, Prime Plaza Hotel Sanur, Jln Hang Tuah No 46 Sanur, Selasa 27 Agustus 2024.

Lebih lanjut, Dr dr I Nyoman Gede Anom menjelaskan bahwa penemuan kasus      HIV-AIDS terbanyak dilaporkan di Kota Denpasar sebanyak 15.810 kasus (52.1 %), Kab. Badung 4.344 kasus (13,3%), dan disusul Kab. Buleleng 3.747 kasus (12,3%) .

“Data ini merupakan sebagian kecil dari data kasus yang sebenarnya di masyarakat, karena hanya bisa dideteksi melalui test darah. Hal ini sering digambarkan sebagai fenomena gunung es. Sampai Saat ini Bali masih kategori epidemi terkonsentrasi pada populasi kunci, namun harus diwaspadai jangan sampai terjadi epidemi umum (Generalized Epidemic),”katanya.

Tingginya prevalensi kasus HIV dan AIDS di atas, imbuh Dr dr I Jyoman Gede Anom, bukan hanya berdampak pada masalah kesehatan tetapi juga berdampak pada kehidupan sosial, sumber daya manusia, pendidikan, keamanan, politik dan ekonomi. Oleh karena itu penanganannya juga harus komprehensif.

“HIV dan AIDS bukan hanya masalah dari penyakit menular semata akan tetapi sudah merupakan masalah kesehatan yang sangat luas. Oleh karenanya penanganannya juga harus berdasarkan pendekatan kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan primer , sekunder dan tertier,”tegasnya.

Konseling dan test HIV sukarela (KTS) atau Voluntary Councelling and Testing (VCT) papar Dr dr I Nyoman Gede Anom, merupakan pintu masuk (entry point) untuk membantu masyarakat mendapatkan akses ke semua pelayanan baik informasi, edukasi, terapi atau dukungan psikososial.

“Dengan terbukanya akses, maka kebutuhan akan informasi yang akurat dan tepat dapat dicapai sehingga proses perubahan perilaku dapat diarahkan pada perilaku yang lebih sehat,”jelasnya.

Artinya, lanjut Dr dr I Nyoman Gede Anom,  mereka yang membutuhkan pelayanan dapat menerima layanan dengan baik tanpa adanya stigma dan diskriminasi. Konseling dan test HIV sukarela juga diharapkan dapat mendorong masyarakat menganggap HIV – AIDS sama dengan penyakit kronis lainnya seperti hipertensi, diabetes, jantung dan lainnya. Yang membedakan hanyalah HIV – AIDS dapat menular.

Dr dr I Nyoman Gede Anom juga menekankan bahwa Program VCT harus dijadikan komponen utama strategi penanggulangan HIV – AIDS. VCT dapat dibangun di berbagai layanan terintegrasi di layanan kesehatan seperti TB, IMS, Kesehatan Ibu dan Anak, NAPZA atau layanan mandiri yang diadakan masyarakat, Lembaga Pemasyarakatan dan lain – lain demi menjawab tantangan ke depan dalam mewujudkan tujuan penanggulangan        HIV – AIDS yaitu Three Zero (Zero New Infection, Zero HIV – Related Death dan Zero Discrimination) di tahun 2030.

“Saya menilai pertemuan konselor ini sudah sangat tepat sebagai ajang untuk bertukar informasi dan saling mendukung antar konselor layanan kesehatan serta untuk penguatan jejaring dan berbagi pengalaman dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh konselor sehingga dapat bersama – sama menemukan solusinya. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada para konselor, yang dengan tulus ikhlas memberikan perhatian dan dukungan terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS di Provinsi Bali,”katanya.

Kepala Dinas Kesehatan juga mengucapkan terima kasih telah menyiapkan segala sesuatunya dengan matang dan terkoordinir sehingga pelaksanaan kegiatan pertemuan konselor ini dapat berjalan lancar.

Sementara itu Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Pertemuan Konselor se -Bali yang juga Kepala Sekretariat KPA Provinsi Bali, AA Ngurah Patria Nugraha, S.Sos, M.AP melaporkan, peserta pertemuan sebanyak 100 orang berasal dari Konselor Layanan Kesehatan dari Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta, perwakilan puskesmas 9 Kabupaten kota dan LSM Peduli AIDS.***Humas Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Skip to content