Bina UKS di Bali Dinkes Orientasi Tim

Beranda Daftar Berita Kegiatan Berita Bina UKS di Bali Dinkes Orientasi Tim
Masih sedikit sekolah / madrasah yang memiliki UKS/M. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bersama khususnya tim Pembina UKS/M yang menjadi motor dan innovator di Provinsi Bali.

Masalah kesehatan usia sekolah dan remaja tidak terlepas dari perilaku / kebiasaan para remaja dalam kehidupan sehari – harinya. Anak usia sekolah dan remaja sebagian besar berada di sekolah / madrasah (80%). Seharian mereka berada di sekolah namun fasilitas terkait dengan kebersihan belum memadai. Kebersihan diri dan sanitasi masih merupakan masalah pada remaja khususnya di sekolah. Peran UKS/M sangat penting dalam meningkatkan derajat kesehatan anak dan remaja di Sekolah. UKS/M yang sesuai standar harus dibina dengan baik melalui usaha promotif dan preventif. Inilah tugas tim pembina UKS/M yang menjadi motor dan innovator di daerah.

Melihat pentingnya peran Tim Pembina UKS di Bali maka Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengadakan orientasi tim pembina UKS/M Tingkat Provinsi (Lintas Sektor terkait Peraturan bersama 4 Menteri tentang UKS/M Th. 2019). Kegiatan ini dilaksanakan di Kuta Central Park Hotel Badung, 15-17 Juli 2019. Diikuti oleh tim pembina UKS/M di 9 Kabupaten/Kota dan lintas sektor seperti Biro Kesra, Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama.

Kadiskes Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPM membuka orientasi tersebut dan berharap tim pembina UKS/M selalu aktif dalam membina dan meningkatkan kesehatan usia sekolah dan remaja. Pengembangan UKS/M di Provinsi Bali melalui pendekatan promotif dan preventif menjadi kunci dalam memberikan pemahaman tentang kesehatan di sekolah. Kerjasama lintas sektor juga sangat dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan UKS di sekolah.

UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat secara fisik, mental, spiritual, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan WHO mengartikan sehat tidak hanya terbebas dari penyakit namun merupakan keadaan yang sempurna secara fisik, mental, dan sosial.

Peran UKS/M juga merubah perilaku / kebiasaan para anak dan remaja untuk hidup sehat baik secara fisik, mental, dan sosial. Gizi remaja yang buruk dipengaruhi oleh kebiasaan asupan atau makan makanan yang tidak bergizi seimbang. Aktifiktas fisik pada remaja juga sangat kurang. Banyak remaja yang pernah dibully bahkan merasa kesepian dan tanpa dukungan orang tua. Kita perlu memahami psikis remaja selain kesehatan fisiknya. Hubungan seksual yang sangat bebas pada remaja tidak terlepas dari akses informasi pada jaman digitalisasi. Bahkan hubungan seksual pada remaja kerap diwarnai dengan unsur kekerasan / pemaksaan.

Skip to content