AMP Bantu Turunkan AKI AKB

Beranda Daftar Berita Kegiatan Berita AMP Bantu Turunkan AKI AKB
Bantu Berikan Rekomendasi Perbaikan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Prioritas Pembangunan kesehatan adalah Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi selain itu juga Perbaikan Gizi khususnya stunting. Derajat Kesehatan Masyarakat Bali indikator utamanya adalah AKI dan AKB. Untuk membantu dalam mempercepat penurunan AKI dan AKB maka dilaksanakan Surveilans Kematian Ibu Terintegrasi Penguatan AMP (19-21 September 2019). Audit Maternal Perinatal (AMP) adalah upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu melalui pembahasan kasus kematian ibu sejak di masyarakat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan. Workshop ini dihadiri oleh POGI dan IDAI, narasumber dari Pusat Penelitian & Pengembangan dan Manajemen Kesehatan, FKM UI, dan Subdit Maternal Neonatal.

Kegiatan AMP revisi terbaru yang tidak melibatkan Nakes yang menangani kasus kematian ibu maupun bayi dihadirkan saat AMP. Itu tidak berarti Nakes akan lepas begitu saja terhadap permasalahan tersebut, tetapi diharapkan lebih fokus membahas permasalahan yang terjadi. Sehingga dapat membuat kesimpulan penyebab kematian yang mendasar dan faktor-faktor yang melatar belakangi kejadian. DIharapkan Intervensi melalui rekomendasi yang dirumuskan benar-benar mampu memecahkan permasalahan. Apakah pembinaan akan ditujukan kepada tenaga kesehatan yang bersangkutan atau pemenuhan sarana, bahkan merumuskan kebijakan.

Kadiskes Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPM membuka Workshop AMP tersebut. Kadiskes mengatakan kegiatan AMP telah banyak mendorong perubahan kebijakan-kebijakan lokal serta perbaikan kualitas pelayanan kesehatan maternal dan perinatal. Bahkan dalam situasi keterbatasan sekalipun. Namun, secara Nasional kematian ibu kemungkinan besar tidak teridentifikasi dan cenderung under-reporting. Sehingga Kementerian Kesehatan telah meluncurkan Pedoman Surveilans Kematian Ibu (SKI). Dengan Maternal Death Surveilans and Respons (MDSR) diharapkan seluruh kematian Wanita Usia Subur (WUS) diidentifikasi. Baik di tingkat masyarakat maupun di fasilitas pelayanan kesehatan untuk dilakukan skrining yang dicurigai sebagai kematian ibu. Harapannya tidak lagi terjadi under-reporting dari data kematian ibu. Salah satu kunci kesuksesan SKI adalah pelaksanaan kajian AMP yang baik. Sehingga menghasilkan rekomendasi yang baik, yang akhirnya menghasilkan tindak lanjut atau respon yang baik pula, kata beliau.

Penyebab Kematian Ibu Non Obstetri dan Fokus Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Angka Kematian Ibu sudah mengalami penurunan sebesar 346 berdasarkan SP 2010 menjadi 305 SUPAS 2015. Dengan harapan menjadi bisa turun mencapai target SDGs global menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2030. Kematian ibu di Bali selalu dibawah angka nasional, dalam 5 tahun terakhir 68,63 per 100.000 KH. Dengan jumlah kasus 45 orang tahun 2017, dan tahun 2018 sebesar 52,42 per 100.000 kh jumlah kasus 35 orang (angka terendah) Namun di tahun 2019 mengalamai peningkatan, sampai dengan saat ini sudah mencapai 41 kasus. Penyebab kematian didominasi oleh penyebab non obstetri. Sehingga pelayanan pada ibu hamil harus terintegrasi dengan program lain. Dan semua kematian semua di Rumah Sakit.

Sesuai Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali fokus pembangunan kesehatan di Bali adalah Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Didukung Peningkatkan utilisasi fasilitas kesehatan, termasuk menjalin kemitraan dengan masyarakat & swasta, Serta meningkatkan kualitas pelayanan dan praktek kedokteran yang sesuai dengan etika dan menjaga kepentingan dan perlindungan masyarakat. Peningkatkan kemampuan Rumah Sakit dan Puskesmas dalam pencapaian universal coverage mendukung pelaksanaan JKN-KBS. Disertai pemetaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan serta menetapkan daerah / wilayah binaan sebagai Puskesmas yang mampu PONED dan Rumah Sakit mampu PONEK.

  • AMP
  • AKI AKB
Skip to content